Membaca pemberitahuan akan memerankan kegiatan koran para tokoh pasar. Walau memang tidak selalu dikhususkan untuk menelaah momentum cari dan lego, membaca sebagai penting bagi memperluas pengertian dan menyelidiki data pendukung analisis. Sepertinya saat menganalisa grafik kontribusi dan mewujudkan saham yang terlihat tidak pernah keluar dari trend turunnya tengah berbulan-bulan. Tergambar rasa ingin tahu segalanya yang padahal terjadi dalam emiten sumbangan ini. Lalu bergegas kita mencari tau lewat tumpuan online. Nah, saat aku berburu nas seperti ini, terdapat 2 masalah yang kiranya terjadi, ialah kita meraih informasi yang benar / kita justru mendapatkan informasi yang mengecoh. Sangat susah membedakan dua-duanya, karena lazimnya masing-masing sumber pun memberitahukan punya data-data pendukung juga.

Konteks (Context)

Ini memuat tentang informasi yang dibutuhkan. Kalau memang mencari saham-saham yang berpotensi tumbuh, oleh karena itu seharusnya yang dicari merupakan informasi menyerempet kinerja bagian tersebut. Tidak melulu cuma menunggu siap media yang menulis menggunakan judul "Emiten AAAA menerbitkan kenaikan keuntungan bersih Rp200 milyar, atau naik 100% dari tahun sebelumnya", tapi ternyata sesudah dicek kejayaan laba soalnya penjualan substansi, bukan dari kegiatan operasional perusahaan.

Pemikiran (Opinion)

Pendapat atau panduan sering diselipkan di antara informasi-informasi tersebut. Senyampang emiten AAAA optimis tahun depan bisa meraih perkembangan laba 30%. Nilai 30% ini didasarkan prediksi si emiten, tetapi tidak bisa dijadikan rendah pengambilan keputusan. Bisa dikatakan masih peringkat iming-iming. Ketika ada 3-4 media yang memuat petunjuk yang lebih kurang sama, penanam modal bisa tergoda untuk menyetujui bahwa kadang tahun depan optimis peraihan laba bisa 30%. Berhati-hatilah dalam menanggapi ini. Apabila ada tulisan yang mencantumkan soal putusan ini, sejajar pembaca member harus menengok apa dasar opini mereka. Kalau memang emiten AAAA optimis tahun depan mampu meraih perkembangan laba 30%, dasarnya apa? Apakah bakal ada peningkatan produksi tahun depan? Apakah ada pemerolehan aset? Panduan juga kadang kala digunakan dalam saat menganalisa makro-ekonomi serta analisa teknikal dengan level subjektivitas yang tinggi.

Cara Pandang (Perspektive)

Nah, yang ada yang agak sulit. Prospek atau cara pandang dimaknai sebagai cara seorang pereka menjelaskan pati fikirannya. Di sini harus dinilai apakah unit objektivitasnya kian tinggi ataupun justru level subjektivitasnya. Semakin menggunung data yang diberikan & akurat, oleh karena itu semakin indah penilaiannya. Gak hanya ini, semakin terbukti prediksinya, oleh sebab itu semakin terkenal analisanya. Selain itu, perspektif hanya menciptakan bias aja. Di sini dibutukan ketelitian.

Sumber (Source)

Elok isu-isu perekonomian maupun kebijakan, saya selamanya mencari nas pro & kontra. Saat The FED memutuskan dalam melanjutkan QE (Quantitative Easing) pada tahun 2012 dan kemudian, banyak ide yang simpang siur soal dampak positif dan negatifnya. Bagaimana secara sumber-sumber berita yang terdepan? Ada 2 sumber tuturan yang terdepan itu, yakni: pertama pengaduan keuangan, ke-2, grafik jasa. Selain dr itu, sumber berita sekaliber Bloomberg pula biar masih siap 'berbohong'.

Berhati-hatilah berita tasikmalaya selalu di mengelola nas. Problem ketika dunia pemodalan ini bukanlah karena kekurangan informasi, tapi karena terlalu banyak informasi, sehingga selit-belit mengelolanya. Belum lagi antara informasi yang satu bukan sejalan beserta informasi berbeda. Bukan pengintai umum pun ketika orang-orang berteriak krisis, tapi sepertinya krisis sudah biasa usai. Saat berteriak-teriak bullish, tapi ternyata justru kritis baru saja diawali.